Generasi Digital


Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini telah mengubah tatanan kehidupan masyarakat Indonesia. Berbagai kemudahan yang disajikan dengan hadirnya TIK turut juga menghadirkan istilah baru dalam praktik kewarganegaraan.
Digital Citizen atau warga negara digital merupakan istilah baru yang muncul sebagai implikasi dari pesatnya informasi dalam era digital.
Warga negara digital yang kita kenal pula sebagai masyarakat digital bukan lagi kosa kata asing mengingat hampir segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia saat ini tidak pernah lepas dari pemanfaatan TIK itu sendiri.
Beberapa hal yang bisa kita amati ialah merebaknya sistem komputerisasi ke seluruh wilayah birokrasi pemerintahan. Hadirnya website, e-learning, e-mail, search engine, dan sebagainya telah mengubah pola komunikasi antar individu menjadi tak terbatas pada ruang dan waktu. Analoginya adalah bagaikan ‘dunia yang dilipat’. Di era digital ini segalanya menjadi mudah, demikian halnya dalam dunia pendidikan.
TIK jelas menjadi entitas yang tidak pernah lepas dari operasionalisasi pembelajaran antara guru dan siswa.

Generasi Digital
Peserta didik yang saat ini berada di sekolah adalah generasi Z atau kita kenal dengan generasi digital, karena mereka lahir di era digital dimana jaringan internet bukan lagi hal yang sulit untuk didapatkan. Generasi Z merupakan anak-anak yang lahir antara tahun 1995 sampai dengan 2009.
Ciri dari generasi digital "masih dari review Kompas" adalah mereka yang dikelilingi teknologi komputer dan telepon seluler. Mereka pun mampu mengembangkan cara-cara baru yang revolusioner dalam berpikir, berinteraksi, bekerja, dan bersosialisasi.
Pada saat memasuki dunia kerja di usia sekitar 25 tahunan, generasi Z ini akan sangat bergantung pada perangkat digital yang ada. Sejalan dengan kegemaran mereka untuk selalu mengandalkan hal-hal instant, dalam pekerjaannya pun mereka cenderung ingin cepat.
Era digital telah membuat Generasi Z mengalami kekurangan kontak secara verbal. Mereka cenderung lebih asyik berkomunikasi dalam dunia maya (on line). Mereka terbiasa berkomunikasi dengan gadget yang selalu ada di genggaman mereka. Alat komunikasi canggih menjadi perangkat yang wajib dimiliki, bukan hanya untuk kebutuhan akses informasi melainkan juga sebagai penanda eksistensi pergaulan sosial di kalangan mereka.

Mendidik generasi digital
Startegi dalam mendidik generasi digital adalah dengan menyediakan wahana atau sarana pendidikan yang sesuai dengan karakteristik ‘digital’ yang telah muncul dalam diri mereka. TIK yang terus dikembangkan sebagai instrumen dalam mendidik generasi digital dengan tidak menghilangkan nilai moral yang terkandung di dalamnya.Karena dalam kehidupan dan generasi inilah (generasi modern Generasi Z) keberadaan tatanan norma dengan perangkat nilai moral luhur mulai goyah dan tergeser.
Sebuah konsep yang ditawarkan Mike Ribble dalam tulisannya Fostering Digital Citizenship (2013) ialah konsep Digital Citizenship atau Kewarganegaraan Digital. Ini merupakan sebuah konsep yang membantu guru, tokoh teknologi, dan orang tua untuk memahami tentang siswa/masyarakat muda pengguna teknologi untuk menggunakan teknologi sewajarnya.
Barangkali Anda telah menjadi bagian generasi tersebut yang terbiasa dengan gaya hidup multitasking. Searching, membalas email, nge-blog, Facebook-an, games, dan lainnya menjadi kebiasaan lain disamping bekerja di depan monitor komputer. Semuanya bisa dilakukan sekaligus dalam waktu bersamaan.


*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama